Histats

Arsip Blog

Entri Populer

Hak cipta. Diberdayakan oleh Blogger.
Home » » Makalah Akhlak muslim terhadap orang tua dan guru

Makalah Akhlak muslim terhadap orang tua dan guru

KATA PENGANTAR
            Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga atas ridho-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
            Tugas makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas yang diberikan dan sebagai sarana menambah wawasan.
            Walaupun telah berusaha semaksimalkan mungkin penulis menyadari penuh bahwa tugas makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan penulis sebagai pengetahuan dan perbaikan di masa yang akan datang.
            Mudah-mudahan makalah yang penulis buat ini bisa bermanfaat baik bagi pembaca maupun bagi penulisnya.
                                                                                                                                   
DAFTAR ISI
VIII. AKHLAK MUSLIM TERHADAP ORANG TUA dan GURU
Pendahuluan
Definisi Akhlak
A. Akhlak terhadap orang tua
1.1 Syarat Menjadi Anak Berbakti
B. Akhlak Terhadap Guru
2.1 Adab-Adab Menghormati Guru :
C. Realita Anak Zaman Sekarang
D. Durhaka Kepada Orang Tua dan Guru
4.1 Definisi Durhaka
4.2 Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
            Seberapa hormatkah kita sebagai anak kepada orang tua kita?guru kita?mungkin kata tersebut bukanlah kata yang mesti ditanyakan,karena rasa hormat kepada orang tua dan guru itu merupakan sebuah kewajiban bagi seorang anak.
            Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, mentaati , berbuat baik dan tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23. Karena kedua orang tua, terutama ibu, telah mengawali melakukan kewajiban dengan kasih sayang yang dilimpahkan. Sejak anak masih berupa bayi, bahkan masih dalam kandungan. Hamil dengan penuh beban kesusahan, melahirkan, menyusui, merawat, mendidik dan menafkahi dan saat melahirkan ibu melakukan taruhan nyawa dan darah. Semua itu merupakan bentuk kasih sayang yang telah dilakukan kedua orang tua (Lihat: QS. Luqman, 31: 14 dan QS al-Ahqaf, 46: 15). Jadi, tinggal anak yang berkewajiban untuk menghormati dan memuliakan kedua orang tuanya.
            Namun nyatanya pada zaman yang modern seperti sekarang ini istilah hormat kepada orang tua itu mulai berkurang.Anak zaman sekarang saat ini banyak sekali anak yang tidak berbakti kepada orang tuanya dan mulai berlaku tidak sopan kepada orang tuanya,kebanyakan anak mempunyai pendengaran yang tidak peka pada perkataan orang tua sehingga mempunyai  istilah masuk telinga kanan keluar telinga kiri.Tidak sedikit anak yang membangkang peintahnya dan menyakiti hati orang.Sungguh perbuatan yang sangat tercela yang menyakiti orang tua dan termasuk kedalam golongan anak yang durhaka.
            Perlu diketahui orang tua merawat dan mengasuh anak-anakmya hampir sepanjang hidup mereka, hingga pada sampai saat orang tua menjadi tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Dan anak-anaknyalah yang wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya dan hanya mengharapkan pahala-Nya.
VIII. AKHLAK MUSLIM TERHADAP ORANG TUA dan GURU
Definisi Akhlak
            Akhlak adalah suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan perbuatan-perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan,baik dan buruk, terpuji dan tercela. Akhlak tersebut melekat menjadi tabiat jiwa karena pengaruh pendidikan baik dan buruk. Seorang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang paling sempurna akhlaknya dan akhlak merupakan amalan yang paling utama serta merupakan amalan yang paling banyak memasukkan ke surga1.
               
                Akhlak berasal dari bahasa arab yaitu alkhulq, al-khuluq yang mempunyai arti watak, tabiat. Secara istilah akhlak menurut Ibnu Maskawi adalah sesuatu keadaan bagi jiwa yang mendorong ia melakukan tindakan-tindakan dari keadaan itu tanpa melalui pikiran dan pertimbangan. Keadaan ini terbagi dua, ada yang berasal dari tabiat aslinya, ada pula yang diperoleh dari kebiasaan yang berulang-ulang. Boleh jadi, pada mulanya tindakan itu melalui pikiran dan pertimbangan, kemudian dilakukan terus menerus, maka jadilah suatu bakat dan akhlak.
A. Akhlak terhadap orang tua
            Orang tua adalah penyebab perwujudan kita. Kalaulah mereka itu tidak ada, kitapun tidak akan pernah ada. Kita tahu bahwa perwujudan itu disertai dengan kebaikan dan kenikmatan yang tak terhingga banyaknya, plus berbagi rizki yang kita peroleh dan kedudukan yang kita raih. Orang tua sering kali mengerahkan segenap jerih paya mereka untuk menghindarkan bahaya dari diri kita. Mereka bersedia kurang tidur agar kita bisa beristirahat. Mereka memberikan kesenangan-kesenangan kepada kita yang tidak bisa kita raih sendiri. Mereka memikul berbagai penderitaan dan mesti berkorban dalam bentuk yang sulit kita bayangkan.
           
1.                   Abu Fatiyah Al-Adnani, 2002, AGENDA MUKMIN Panduan Membina Pribadi Mukmin                                         Ideal,Qisty Saufa Abadi, halaman 70
            Dengan demikian, menghardik kedua orang tua dan berbuat buruk kepada mereka tidak mungkin terjadi kecuali dari jiwa yang bengis dan kotor, berkurang dosa, dan tidak bisa diharap menjadi baik. Sebab, seandainya seseorang tahu bahwa kebaikan dan petunjuk allah mempunyai peranan yang sangat besar, tentunya siapa tahu pula bagaimana harus berbuat baik kepada orang yang semestinya diperlakukan dengan baik., bersikap mulia terhadap orang yang telah membimbing, berterima kasih kepada orang yang telah memberikan kenikmatan sebelum dia sendiri bisa mendapatkannya, dan yang telah melimpahinya dengan berbagai kebaikan yang tak mungkin bisa di balas. Orang tua adalah orang\orang yang bersedia berkorban demi anaknya, tanpa memperdulikan apa balasan yang akan diterimanya1.
           
            Kewajiban anak adalah penghormatan (dan tentu ketaatan) dan haknya adalah memperoleh kasih- sayang. Idealnya, prinsip ini tidak bisa dipisahkan. Artinya, seorang diwajibkan menghormati jika memperoleh kasih-sayang. Dan orang tua diwajibkan menyayangi jika memperoleh penghormatan. Ini timbal balik, yang jika harus menunggu yang lain akan seperti telur dan ayam. Tidak ada satupun yang memulai untuk memenuhi hak yang lain. Padahal biasanya, seseorang memperoleh hak jika telah melaksanakan kewajiban. Karena itu, yang harus didahulukan adalah kewajiban. Tanpa memikirkan hak yang mesti diperoleh. Orang tua seharusnya menyayangi, dengan segala perilaku, pemberian dan perintah kepada anaknya, selamanya. Begitu juga anak, harus menghormati dan memuliakan orang tuanya, selamanya. Sebagai wujud bakti kita terhadap orang tua, kita harus mengetahui mana akhlak yang harus kita lakukan dan kebiasaan buruk yang harus kita jauhi agar tidak menyakiti hati orang tua2.
           
1.             Joesafira, 2005, http://delsajoesafira.blogspot.com/2010/04/akhlak-anak-terhadap-orang-tua-dan.html
2.             Faqihuddin Abdul Kodir,2007, http://fahmina.or.id/artikel-a-berita/artikel/17-berbakti-pada-orang-tua-      antara-hak-dan-kewajiban.html
            Allah mewasiatkan agar berterima kasih kepada kedua orang tua disamping bersyukur kepadaNya. Allah juga memerintahkan agar sang anak memperlakukan kedua orang tua dengan cara yang baik walaupun mereka memaksanya berbuat kufur terhadap Allah. Berdasarakan ini anda tahu, bahwa yang disyariatkan bagi anda adalah tetap memperlakukan ayah anda dengan baik, tetap berbuat baik kepadanya walaupun ia bersikap buruk terhadap anda. Terus berusaha mengajaknya kepada al-haq. Kendati demikian, anda tidak boleh mematuhinya dalam hal kemaksiatan1.
            Sebagai wujud rasa berterima kasih kita terhadap orang tua tentulah tidak cukup hanya dengan mengucapkan rasa syukur dan terima kasih. Kasih sayang orang tua harus kita balas juga dengan kasih sayang dengan cara berbakti kepada mereka dengan tiada akhir. Meskipun si anak sudah dewasa dan berkeluarga, anak masih memiliki kewajban dan tanggung jawab terhadap orang tuanya.
1.1 Syarat Menjadi Anak Berbakti
            Ada tiga persyaratan yang harus dipenuhi, agar seorang anak bisa disebut sebagai anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya:
Satu, lebih mengutamakan ridha dan kesenangan kedua orang tua daripada ridha diri sendiri, isteri, anak, dan seluruh manusia.
Dua, menaati orang tua dalam semua apa yang mereka perintahkan dan mereka larang baik sesuai dengan keinginan anak ataupun tidak sesuai dengan keinginan anak. Selama keduanya tidak memerintahkan untuk kemaksiatan kepada Allah.
Tiga, memberikan untuk kedua orang tua kita segala sesuatu yang kita ketahui bahwa hal tersebut disukai oleh keduanya sebelum keduanya meminta hal itu. Hal ini kita lakukan dengan penuh kerelaan dan kegembiraan dan selalu diiringi dengan kesadaran bahwa kita belum berbuat apa-apa meskipun seorang anak itu memberikan hidup dan hartanya untuk kedua orang tuanya2.
1.       http://www.almanhaj.or.id/content/1425/slash/0
2.         Ustadz Aris Munandar, 2008, http://muslimah.or.id/bakti kepada orang tua
B.                 Akhlak Terhadap Guru
            Sebagai penuntut ilmu, sesungguhnya kewajiban menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban yang Allah berikan kepada setiap muslim dan muslimah. Seorang muslim berkewajiban untuk menuntut ilmu yang dengannya ia dapat beribadah dengan benar dan sesuai dengan ketentuan syari’at.
Allah berfirman yang artinya :
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat1”.
           
            Hendaknya seorang muslim meniatkan upaya menuntut ilmu tersebut untuk mencari ridha Allah semata, ditujukan agar menuntut ilmu tersebut ia dapat mengerti apa yang diwajibkan dan diharamkan Allah terhadapnya. Maka ilmu utama yang harus ia cari adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan tugas hidupnya sebagai hamba Allah, yaitu untuk beribadah. Adapun ilmu-ilmu yang berkaitan dengan kehidupan sosial, seperti kedokteran, matematika, fisika, pengetahuan alam dan ilmu-ilmu lainnya, maka yang demikian itu merupakan suatu keutamaan jika ia mempelajarinya2.
           
            Untuk memperoleh ilmu tersebut, tentulah kita membutuhkan orang yang ahli dalam bidang ilmu. Orang yang ahli dalam bidang ilmu adalah guru. Sebagaimana orang tua kita, ternyata guru juga mempunyai jasa yang sangat besar kepada kita. Mereka mengajari kita ilmu yang berguna, mendidik ahklaq, tentunya kita juga wajib mencintai dan menghormatinya, menyenangkan hatinya dan memperlakukannya dengan baik. Menerima pelajaran yang diberikan guru dengan hati yang penuh rasa ikhlas, perasaan senang, mematuhi perintahnya tentunya akan bermanfaat bagi kita sendiri.

1.       (Q.S Al Mujadilah : 11)
2.       Abu Fatiyah Al-Adnani, 2002, AGENDA MUKMIN Panduan Membina Pribadi Mukmin Ideal,Qisty Saufa Abadi, halaman 28.
sabda Rosululloh saw :
مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
Barangsiapa menempuh jalan dalam rangka menuntut ilmu padanya, Alloh mudahkan baginya dengannya jalan menuju syurga.1
Murid yang sopan dan rendah hati akan mudah mendapatkan ilmu dan mendapatkan manfaatnya. Sebaliknya murid yang sombong dan tidak sopan hanya akan menambah kesombongan dan meperburuk perilakunya2.
2.1       Adab-Adab Menghormati Guru :
1. Mulai memberi salam dan hormat.
2. Banyakkan berdiam diri.
3. Meminta izin guru untuk bertanya.
4. Jangan sekali-kali berhujah dengan guru.
5. Tunjukkan sikap menerima pendapatnya.
6. Tidak menyinggung perasaannya.
7. Duduk bersopan dan tenang di hadapan guru.
8. Cari masa yang sesuai untuk bertanya.
9. Sentiasa berbaik sangka dengan guru.
10.Tidak memandang besar kelemahannya kerana dia juga manusia biasa.
11.Memberikan segala keutamaan terhadap guru.
12.Sentiasa merendah diri kepadanya3.

1.       HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah
C.        REALITA ANAK ZAMAN SEKARANG
Orang tua merawat dan mengasuh anak-anaknya hampir sepanjang hidup mereka,sejak sang ibu mengandung seorang anak selama kurang lebih selama 9 bulan,mungkin bisa kita ibaratkan kita sedang menggendong tas yang berisi buku-buku yang menambah beban pikul kita waktu berangkat kuliah,mungkin akan terasa berat dan capek sehingga mengurangi buku itu dan mungkin kalau sudah diambang batas buku yang ada dalam tas itu kita keluarkan atau bahkan kita lempar sejauh mungkin karena menyebabkan punggung kita sakit. Berbeda jauh dengan sang ibu yang yang sedang mengandung,dia tidak pernah mengeluh bahkan sang ibu sangat senang dengan sepenuh hati saat sedang mengandung,kasih sayangnya dia sampaikan dengan mengelus-elus perutnya sambil memejamkan matanya penuh harapan kepada sang illahi dengan harapan semoga anak yang dikandungnya ini menjadi anak yang sholeh dan berbakti kepada orang tuanya.
Berbeda dengan perjuangan seorang ayah dalam mencari rejeki yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarganya terutama pada sang anak yang dalam masa kandungan.Pada pagi hari sang ayah pergi bekerja dan terus bekerja hingga larut malam
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu bapaknya ; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah , dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu , hanya kepadaKu-lah kembalimu . Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepadaKu”1.
            Orang tua semakin lama semakin termakan oleh usia mereka menjadi tua rentan dan melemah. Kulit ibu yang cantik semakin tua semakin mengkerut, ayah yang biasa menggendong kini tulang punggungnya semakin rapuh dan bungkuk. Mereka menjadi sangat tua dan lemah sehingga membutuhkan perawatan dan pememeliharaan untuk dirinya. Dan tidak ada lagi orang selain anak-anaknyalah yang wajib melakukannya sebagai bentuk ketaatan kepada perintah-Nya dan hanya mengharapkan pahala-Nya.
1.       Qur’an surat Lukman ayat 14-15   
            Namun kenyataannya  pada zaman sekarang ini Panti Jompo masih sangat penuh oleh orang tua.Panti jompo adalah suatu tempat orang tua. Maksudnya, merekalah orang tua yang dicampakkan oleh anaknya atau lebih parahnya si anak itu sudah malas merawat orang tuanya yang sudah tua, karena orang tuanya selalu merengek kesakitan karena penyakit umurnya sehingga si anak itu merasa risih dan terganggu karena keberadaannya,ada juga karena sang anak lebih mengutamakan kebebasan semu dari pada bakti kepada orang tuanya .Berbeda sekali dengan orang tua yang merawat sang anak dari kecil hingga dewasa sampai sekarang ini. Mereka selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya dengan penuh kasih sayang dan tidak pernah ada rasa keluh kesal didalam hati mereka.
            Masih banyak juga anak yang masih sangat malas untuk melayani dan merawat orang tua.Seperti kejadian yang seperti ini, “Nak,bisa tolong belikan ibu garam dapur ke warung?Ibu sedang masak kehabisan garam”,suruh seorang kepada anaknya.
Namun,si anak menjawab,”ah,bu malas aku barus aja pulang sekolah”.
Mungkin percakapan seperti ini sudah sering kita dengar dan bahkan pernah kita alami.
Sungguh si anak itu telah menjawab dengan perkataan yang salah dan durhaka. Padahal garam juga untuk kebutuhan makan si anak. Bagaimana rasa sayur tanpa garam tentu tidak enak. Bahkan ironis sekali ada juga orang tua yang secara tidak sadar dianggap sebagai pembantu. Mereka membersihkan rumah, mencuci pakaian, dan menjadi pengasuh anak dari si anak yang sudah berumah tangga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, Sungguh merugi, sungguh merugi, dan sungguh merugi orang yang mendapatkan kedua orangtuanya yang sudah renta atau salah seorang dari mereka kemudian hal itu tidak dapat memasukkannya ke dalam surga1.”
1.       Hadist Riwayat Muslim
D.        DURHAKA KEPADA ORANG TUA dan GURU
4.1       Definisi Durhaka
            Kata al-’uquuq (durhaka) berasal dari kata al-’aqq yang berarti asy-syaq (mematahkan) dan al-qath’u atau dalam bahasa Arab disebut al-’aaq (anak yang durhaka). Jamak dari kata al-’aaq adalah al-‘aqaqah. Yang dimaksud dengan al-’uquuq (durhaka) adalah mematahkan “tongkat” ketaatan dan “memotong” (memutus) tali hubungan antara seorang anak dengan orang tuanya. Jadi, yang dimaksud dengan perbuatan durhaka kepada kedua orang tua adalah mematahkan “tongkat” ketaatan kepada keduanya, memutuskan tali hubungan yang terjalin antara orang tua dengan anaknya. Seorang anak dikatakan telah durhaka kepada orang tuanya jika dia tidak patuh dan tidak berbuat baik kepadanya, meninggalkan sesuatu yang disukai keduanya, dan tidak menaati apa yang diperintahkan atau diminta oleh mereka berdua1.
4.2       Di antara Bentuk Durhaka pada Orang Tua
’Abdullah bin ’Umar radhiyallahu ’anhuma berkata,
إبكاء الوالدين من العقوق
Membuat orang tua menangis termasuk bentuk durhaka pada orang tua.”
Mujahid mengatakan,
لا ينبغي للولد أن يدفع يد والده إذا ضربه، ومن شد النظر إلى والديه لم يبرهما، ومن أدخل عليهما ما يحزنهما فقد عقهما
Tidak sepantasnya seorang anak menahan tangan kedua orang tuanya yang ingin memukulnya. Begitu juga tidak termasuk sikap berbakti adalah seorang anak memandang kedua orang tuanya dengan pandangan yang tajam. Barangsiapa yang membuat kedua orang tuanya sedih, berarti dia telah mendurhakai keduanya.”
Ka’ab Al Ahbar pernah ditanyakan mengenai perkara yang termasuk bentuk durhaka pada orang tua, beliau mengatakan,
إذا أمرك والدك بشيء فلم تطعهما فقد عققتهما العقوق كله
Apabila orang tuamu memerintahkanmu dalam suatu perkara (selama bukan dalam maksiat, pen) namun engkau tidak mentaatinya, berarti engkau telah melakukan berbagai macam kedurhakaan terhadap keduanya.”
Oleh karena itu berbuat baiklah kepada orang tua dan guru selagi masih ada kesempatan untuk berbakti kepada mereka. Terutama berbakti kepada ibu.
Dalam kedua kitab Shahih diriwayatkan, “Seseorang datang kepada Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan bertanya, Wahai Rasulullah, siapakah yang berhak mendapatkan perlakuan baik? Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam menjawab, Ibumu. Beliau bertanya, Kemudian siapa? Rasulullah menjawab, Ibumu la bertanya lagi, Kemudian siapa lagi? la menjawab, ibumu. la bertanya lagi, kemudian siapa? Beliau menjawab, ‘Ayahmu. Kemudian yang paling dekat dan yang paling dekat.
            Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam mengulangi kewajiban berbakti kepada seorang ibu hingga tiga kali sedangkan berbakti kepada ayah satu kali. Hal itu disebabkan karena derita yang dialami seorang ibu lebih besar dari pada yang dialami seorang ayah dan kasih sayang yang diberikannya juga lebih besar daripada ayah. Belum lagi kalau dibandingkan dengan beratnya mengandung, kontraksi, melahirkan, menyusui, dan berjaga malam1.
            Pengorbanan ibu terhadap kita sebagai anak sungguhlah besar. Tidak ada materi berupa uang, dan harta untuk membalas jasa seorang ibu melainkan menjadi anak yang saleh dan berbakti kepadanya.
1.       1. http://r0ch4.wordpress.com/durhaka-kepada-orang -tua/
DAFTAR PUSTAKA
Abu Fatiyah Al-Adnani, 2002, AGENDA MUKMIN Panduan Membina Pribadi Mukmin Ideal,Qisty Saufa Abadi
Aqidah Akhlak untuk Madrasah Ibtidiyah, Drs. H. Chatibul Umam dkk., Menara Kudus.
Daradjat, Zakiah, Kepribadian Guru, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
Nasihat-nasihat Qur`an: Akhlak dan Perilaku, Litera Antarnusa.
Nasihat-nasihat Qur`an: Akhlak dan Perilaku, Litera Antarnusa.
Terjemah Bulughul Maram. Muh Syarief Sukandy, PT Al Ma`arif: Bandung.
www.muslimah.or.id